Xbox ‘Terjun Bebas’! Penjualan Anjlok Usai Harga Naik
Xbox ‘Terjun Bebas’! Penjualan Anjlok Usai Harga Naik Yang Menjadi Penyebab Utama Pasarannya Terhambat Oleh Konsumen. Halo, Para Gamers dan Investor Digital! Dunia gaming seolah baru saja di sambar petir digital. Terlebih khususnya bagi tim hijau, Xbox. Setelah beberapa waktu lalu Microsoft mengambil keputusan yang cukup berani (atau nekat?). Tentunya untuk menaikkan harga konsol kesayangan kita. Namun kini kita melihat konsekuensi pasarnya yang cukup brutal. Judul di atas sudah gamblang: Xbox ‘Terjun Bebas’! Kenaikan harga yang seharusnya menambah pundi-pundi pendapatan. Namun justru berbalik menjadi bumerang. Data terbaru menunjukkan bahwa penjualan konsolnya anjlok drastis. Serta seolah-olah konsumen kompak melakukan walkout massal. Terlebih salah langkah, maka penjualan anda bisa merosot tajam secepat karakter jatuh dari tebing di open-world game. Mari kita bedah lebih dalam, seberapa parah anjloknya penjualan ini.
Mengenai ulasan tentang Xbox ‘Terjun Bebas’! penjualan anjlok usai harga naik telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.
Menurun Sekitar 29 % Year-Over-Year
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah unit konsol yang terjual pada periode Juli–September 2025 mengalami penurunan tajam. Jika di bandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Angka ini merupakan salah satu penurunan paling signifikan yang di alami divisi perangkat kerasnya dalam beberapa tahun terakhir. Dan menjadi sinyal kuat bahwa strategi harga serta arah bisnis Microsoft di sektor gaming sedang menghadapi tantangan besar. Secara umum, penurunan 29% ini mencerminkan melemahnya minat konsumen. Terlebihnya untuk membeli konsolnya setelah adanya kenaikan harga resmi yang di umumkan pada pertengahan 2025. Harga Xbox Series X, misalnya, naik dari kisaran US$499 menjadi sekitar US$599. Sementara versi Series S ikut naik dari US$299 menjadi sekitar US$379–39. Namun tergantung wilayah. Kenaikan ini tidak hanya mengejutkan banyak gamer, tetapi juga menurunkan daya saingnya. Jika di bandingkan dengan pesaingnya seperti PlayStation 5 justru diskon.
Xbox ‘Terjun Bebas’! Penjualan Anjlok Usai Harga Naik Dan Jadi Salah Langkah
Kemudian juga masih membahas Xbox ‘Terjun Bebas’! Penjualan Anjlok Usai Harga Naik Dan Jadi Salah Langkah. Dan fakta lainnya adalah:
Kenaikan Harga Konsol Dan Layanan Terkait Telah Terjadi
Hal ini menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan penjualan produk gaming milik Microsoft secara signifikan. Sejak pertengahan tahun 2025, Microsoft mengumumkan penyesuaian harga untuk dua konsol utamanya. Tentunya yaitu Series X dan Series S, dengan alasan meningkatnya biaya produksi, distribusi. Serta tekanan dari rantai pasok global. Kenaikan ini terbilang tidak lazim di industri konsol. Karena umumnya harga perangkat keras menurun seiring bertambahnya usia produk. Terlebih versi Series X yang sebelumnya di jual sekitar 499 dolar AS naik. Kemudian yang menjadi sekitar 599 dolar AS, sedangkan versi yang lebih terjangkau, Series S. Dan meningkat dari kisaran 299 dolar menjadi 379 hingga 399 dolar AS, tergantung wilayah. Selain perangkat keras, Microsoft juga menaikkan harga layanan digital yang menjadi inti ekosistemnya. Layanan berlangganan Xbox Game Pass, yang selama ini menjadi daya tarik utama.
Karena menyediakan akses ke ratusan game, mengalami kenaikan harga cukup tinggi. Paket premium Game Pass Ultimate naik hingga 50 persen. Jika di banding harga sebelumnya, sementara paket dasar untuk konsol dan PC naik rata-rata 2–4 dolar per bulan. Beberapa bundling lama di hapus. Sehingga pengguna harus membayar lebih mahal untuk mendapatkan fitur yang sama seperti sebelumnya. Langkah ini menimbulkan reaksi negatif dari komunitas gamer karena di rasa membebani pengguna setia. Dan juga menghambat calon pembeli baru. Kenaikan harga ganda. Baik pada konsol maupun layanan. Kemudian menyebabkan konsumen mempertimbangkan kembali keputusan mereka untuk tetap berada di ekosistemnya. Banyak yang memilih menunda pembelian atau beralih ke platform lain seperti PlayStation atau PC gaming. Terlebih juga yang pada periode yang sama. Namun justru menawarkan potongan harga dan promosi besar-besaran.
Gara-Gara Harga, Konsol Xbox Di Tinggalkan Konsumen
Selain itu, masih membahas Gara-Gara Harga, Konsol Xbox Di Tinggalkan Konsumen. Dan fakta lainnya adalah:
Meskipun Menurun, Segmen Konten & Layanan Xbox Mencatat Pertumbuhan Kecil
Tentu hal ini masih menunjukkan pertumbuhan kecil namun stabil pada periode yang sama. Pertumbuhan ini menjadi satu-satunya titik terang. Tentunya dalam laporan keuangan divisi gaming perusahaan untuk kuartal pertama tahun fiskal 2026. Berdasarkan laporan resmi, pendapatan dari konten dan layanannya tercatat meningkat sekitar 1 persen secara year-over-year. Maka yang berarti meskipun jumlahnya relatif kecil. Dan sektor ini tetap tumbuh di tengah menurunnya penjualan konsol hampir 29 persen. Pertumbuhan ini sebagian besar di sumbangkan oleh peningkatan jumlah pengguna aktif dalam layanan Xbox Game Pass. Dan juga penjualan digital game pihak ketiga. Serta peningkatan transaksi mikro (microtransactions) dalam game populer di ekosistem Microsoft. Banyak pemain yang lebih memilih memperpanjang langganan Game Pass. Atau membeli game digital ketimbang membeli perangkat keras baru yang harganya melonjak. Dengan cara ini, pendapatan dari konten dan layanan berhasil menjaga stabilitas divisi gaming. Meskipun sektor penjualan perangkat keras mengalami kontraksi besar.
Kinerja positif di segmen ini juga di pengaruhi oleh strategi Microsoft yang semakin agresif dalam memperluas ekosistem digitalnya. Perusahaan memperkenalkan lebih banyak game ke platform Game Pass. Serta termasuk judul-judul dari studio besar hasil akuisisi seperti Activision Blizzard dan Bethesda. Selain itu, Game Pass kini semakin terintegrasi dengan platform lain seperti PC dan layanan cloud. Kemudian memungkinkan pemain untuk mengakses game tanpa harus memiliki konsol fisik. Pendekatan ini berhasil mempertahankan basis pelanggan yang loyal. Serta menarik pengguna dari berbagai perangkat. Namun, meskipun menunjukkan pertumbuhan, angka kenaikan yang hanya sekitar 1 persen di anggap belum cukup untuk menutupi penurunan besar di sektor perangkat keras. Hal ini menunjukkan bahwa transformasi menuju model bisnis berbasis layanan digital masih menghadapi tantangan dalam menghasilkan keuntungan.
Gara-Gara Harga, Konsol Xbox Di Tinggalkan Konsumen Yang Naiknya Cukup Besar
Selanjutnya juga masih membahas Gara-Gara Harga, Konsol Xbox Di Tinggalkan Konsumen Yang Naiknya Cukup Besar. Dan fakta lainnya adalah:
Microsoft Sebut Penurunan Akan Lanjut Karena Minimnya Game First-Party Besar
Microsoft menyebut bahwa penurunan penjualan konsolnya kemungkinan besar akan berlanjut dalam beberapa kuartal mendatang. Karena minimnya rilis game besar dari studio internal atau “first-party” yang biasanya menjadi pendorong utama penjualan perangkat keras. Pernyataan ini di sampaikan dalam laporan keuangan dan konferensi analis. Setelah perusahaan melaporkan penurunan penjualan konsol hingga 29 persen secara tahunan. Dalam industri gim, game first-party memiliki peran penting karena biasanya bersifat eksklusif. Dan juga menjadi alasan utama bagi konsumen untuk membeli sebuah konsol. Contohnya seperti seri Halo, Forza, atau Starfield yang di kembangkan langsung oleh studio milik Microsoft.
Namun pada tahun fiskal 2025–2026, tidak ada judul besar baru yang di rilis dari lini pengembang internal Xbox Game Studios. Beberapa proyek besar seperti Fable (Reboot), Avowed, dan Perfect Dark masih dalam tahap pengembangan. Dan belum memiliki jadwal rilis pasti. Akibatnya, tidak ada daya tarik eksklusif baru yang mampu mendorong penjualan konsol. Tentunya di tengah kenaikan harga yang sudah membuat konsumen ragu. Minimnya game eksklusif ini membuat para pemain lebih memilih menunda pembelian konsol baru. Atau beralih ke platform lain yang menawarkan lebih banyak pilihan. Contohnya seperti PlayStation 5 yang pada periode yang sama merilis beberapa judul eksklusif besar. Di sisi lain, Microsoft saat ini lebih berfokus pada strategi jangka panjang dengan memperluas akses game. Terlebihnya melalui Xbox Game Pass, PC, dan cloud gaming. Sehingga pengembangan game first-party seringkali di arahkan untuk lintas platform.
Jadi itu dia beberapa fakta penjualan anjlok usai harga naik dan buat Xbox ‘Terjun Bebas’!