Jum'at, 07 November 2025
KPK Selidiki Whoosh: Kenapa Baru Sekarang?
KPK Selidiki Whoosh: Kenapa Baru Sekarang?

KPK Selidiki Whoosh: Kenapa Baru Sekarang?

KPK Selidiki Whoosh: Kenapa Baru Sekarang?

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
KPK Selidiki Whoosh: Kenapa Baru Sekarang?
KPK Selidiki Whoosh: Kenapa Baru Sekarang?

KPK Selidiki Whoosh: Kenapa Baru Sekarang Dan Mengapa Tidak Sejak Awal Tindakan Ini Di Laksanakan Pada Awal 2025. Halo para pemburu berita dan pecinta kecepatan! Siapa di sini yang bangga dengan prestige Kereta Cepat ini? Tentu saja, megaproyek ini selalu menarik perhatian. Baik karena kecepatannya yang memukau maupun anggarannya yang fantastis. Nah, bersiaplah untuk pengereman mendadak. Baru-baru ini, Komisi Pemberantasan Korupsi turun tangan, resmi menyelidiki dugaan korupsi dalam proyek tersebut. Judulnya pun langsung bikin kita mengernyit: KPK Selidiki Whoosh: Kenapa Baru Sekarang? Pertanyaan ini bukan sekadar gimmick. Dan mengingat proyek ini sudah berjalan dan bahkan beroperasi. Terlebih munculnya penyelidikan besar saat ini memunculkan seribu satu spekulasi. Mari kita bongkar tuntas, mengapa jejak korupsi ini baru terendus saat ini.

Mengenai ulasan tentang KPK Selidiki Whoosh: kenapa baru sekarang telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.

Proyek Yang Di Maksud Kereta Cepat Jakarta–Bandung

Tentu dalam kasus penyelidikan KPK ini adalah Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB). Proyek ini merupakan bagian dari program pembangunan infrastruktur nasional berskala besar yang di gagas pemerintah Indonesia. Terlebihnya sebagai Proyek Strategis Nasional untuk meningkatkan konektivitas antara dua kota utama, Jakarta dan Bandung. Panjang lintasan kereta ini sekitar 142 kilometer, dengan waktu tempuh hanya sekitar 40 menit. Dan jauh lebih cepat di bandingkan perjalanan darat biasa yang bisa memakan waktu 3 jam atau lebih. Proyek ini di kelola oleh perusahaan patungan bernama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Kemudian yang merupakan hasil kerja sama antara konsorsium BUMN Indonesia. Dan juga konsorsium perusahaan China. Dari sisi kepemilikan, porsi saham di bagi sekitar 60% untuk Indonesia melalui entitas bernama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Serta dengan angka 40% untuk China Railway International Co. Ltd.

KPK Selidiki Whoosh: Kenapa Baru Sekarang Setelah Lama Berjalan?

Kemudian juga masih membahas KPK Selidiki Whoosh: Kenapa Baru Sekarang Setelah Lama Berjalan?. Dan fakta lainnya adalah:

KPK Konfirmasi Penyelidikannya Di Mulai Pada Awal 2025

Komisi Pemberantasan Korupsi secara resmi mengonfirmasi. Terlebihnya bahwa penyelidikan atas dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) sejak awal tahun 2025. Pernyataan ini di sampaikan oleh Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika, pada akhir Oktober 2025, setelah isu dugaan mark-up proyek tersebut ramai di bicarakan publik. Dan juga di beritakan oleh sejumlah media nasional. Menurut penjelasan resminya, penyelidikan ini bukanlah respon mendadak atas pemberitaan atau tekanan publik. Namun melainkan bagian dari proses hukum yang sudah berjalan cukup lama secara tertutup. Mereka menegaskan bahwa lembaga tersebut telah mulai menelusuri indikasi penyimpangan keuangan dan pengelolaan anggaran proyek Whoosh sejak awal 2025. Bahkan sebelum kasus ini ramai di ruang publik. Langkah itu mencakup pengumpulan dokumen, penelusuran transaksi keuangan.

Dan juga permintaan keterangan dari sejumlah pihak yang terkait langsung dengan proyek. Dalam tahap awal, penyelidikan dilakukan secara tertutup dan sangat hati-hati. Kemudianmengingat proyek ini berskala nasional serta melibatkan kerja sama antara BUMN Indonesia. Dan juga perusahaan asal Tiongkok di bawah bendera PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). KPK tidak ingin mengungkap detail kasus. Ataupun nama-nama yang di periksa pada tahap ini agar tidak mengganggu proses penyelidikan dan untuk menjaga keutuhan bukti. Oleh sebab itu, informasi mengenai siapa yang di mintai keterangan, apa saja temuan awal. Serta berapa nilai potensi kerugian negara belum bisa di publikasikan kepada masyarakat. Mereka menjelaskan bahwa fokus utama penyelidikan saat ini adalah menelusuri dugaan adanya mark-up atau pembengkakan biaya (cost overrun). Terlebihnya dalam pembangunan proyeknya. Indikasi awal menunjukkan bahwa biaya pembangunan per kilometer jalur kereta cepat di Indonesia jauh lebih tinggi. Jika di bandingkan proyek sejenis di Tiongkok.

Skandal Whoosh: Korupsi Di Cari Sejak Awal 2025

Selain itu, masih membahas Skandal Whoosh: Korupsi Di Cari Sejak Awal 2025. Dan fakta lainnya adalah:

Kasusnya Resmi Naik Ke Tahap Penyelidikan Per Oktober 2025

Kasus ini yang resmi di nyatakan naik ke tahap penyelidikan pada bulan Oktober 2025 oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Pengumuman resmi ini menjadi tonggak penting karena menandai bahwa mereka telah menemukan indikasi awal. Terlebih yang cukup kuat mengenai potensi adanya penyimpangan dalam pelaksanaan proyek strategis nasional tersebut. Setelah berbulan-bulan melakukan pemeriksaan tertutup sejak awal tahun. Kenaikan status perkara ke tahap penyelidikan berarti bahwa mereka telah memiliki bukti awal. Tentunya yang menunjukkan adanya peristiwa dugaan tindak pidana korupsi, meskipun belum sampai pada tahap penetapan tersangka. Dalam konteks hukumnya, “penyelidikan” adalah fase di mana penyidik menelusuri lebih dalam unsur perbuatan melawan hukum. Kemudian potensi kerugian negara, serta keterlibatan pihak-pihak tertentu dalam dugaan praktik korupsi. Langkah ini dilakukan setelah proses klarifikasi dan pengumpulan data awal di nilai cukup. Tentunya untuk di lanjutkan ke tahap hukum yang lebih serius.

Menurut pernyataan resmi Juru Bicaranya, Tessa Mahardhika, lembaganya telah memulai penelusuran kasus ini sejak awal 2025. Namun baru bisa menaikkan status ke penyelidikan pada Oktober 2025 setelah rangkaian pemeriksaan dokumen, laporan keuangan. Dan hasil audit internal menunjukkan adanya kejanggalan. Mereka menegaskan bahwa peningkatan status kasus ini tidak dilakukan secara tergesa-gesa. Namun melainkan melalui tahapan hukum yang terukur dan berdasarkan bukti awal yang kredibel. Adapun fokus utama penyelidikan mereka mencakup beberapa aspek penting, antara lain dugaan mark-up atau pembengkakan biaya proyek. Serta ketidakwajaran dalam kontrak kerja sama, serta penyimpangan dalam mekanisme pembiayaan antara pihak Indonesia dan China. Proyeknya di ketahui menelan biaya hingga sekitar US$7,2 miliar. Kemudian naik signifikan dari estimasi awal yang hanya sekitar US$6 miliar. Dan lonjakan biaya yang cukup besar ini menimbulkan kecurigaan adanya penggelembungan nilai proyek.

Skandal Whoosh: Korupsi Di Cari Sejak Awal 2025 Dan Masih Tahap Penyelidikan

Selanjutnya juga masih membahas Skandal Whoosh: Korupsi Di Cari Sejak Awal 2025 Dan Masih Tahap Penyelidikan. Dan fakta lainnya adalah:

Ada Indikasi Dugaan Mark Up Biaya Pembangunan

Salah satu poin paling menonjol dalam kasus dugaan korupsi ini. Tentunya pihak Komisi Pemberantasan Korupsi adalah adanya indikasi dugaan mark-up atau pembengkakan biaya pembangunan. Dugaan ini menjadi fokus utama penyelidikan karena menyangkut penggunaan dana dalam jumlah sangat besar dan berasal dari kombinasi modal BUMN Indonesia. Serta pinjaman luar negeri dari China Development Bank (CDB). KPK menyebut bahwa dugaan mark-up ini muncul setelah dilakukan penelusuran terhadap perbedaan signifikan antara nilai anggaran awal proyek. Dan juga realisasi biaya pembangunan di lapangan. Berdasarkan data awal, biaya total proyeknya semula di perkirakan sekitar US$6 miliar. Namun kemudian melonjak menjadi sekitar US$7,2 miliar setelah mengalami berbagai revisi anggaran. Kenaikan biaya lebih dari satu miliar dolar Amerika ini di nilai tidak sepenuhnya bisa di jelaskan oleh faktor teknis semata.

Contohnya seperti perubahan desain, kenaikan harga bahan bakar, atau fluktuasi nilai tukar. Dalam pemeriksaan awal, mereka juga menemukan adanya ketidakwajaran pada biaya pembangunan per kilometer lintasan kereta cepat. Nilai investasi per kilometer di proyeknya disebut jauh lebih tinggi. Jika di bandingkan proyek kereta cepat sejenis yang di bangun di Tiongkok. Padahal teknologi dan sistem yang di gunakan memiliki kesamaan. Perbedaan biaya yang mencolok ini menimbulkan dugaan kuat bahwa ada penggelembungan harga pada beberapa komponen utama proyek. Terlebihnya seperti biaya material, konstruksi, pengadaan peralatan, atau jasa kontraktor. Selain itu, ada pula indikasi bahwa mark-up terjadi melalui mekanisme subkontrak dan penunjukan pihak ketiga. Tentunya di mana biaya proyek meningkat berlapis akibat sistem pembayaran yang tidak transparan.

Jadi itu dia beberapa fakta dari pertanyaan kenapa baru sekarang terkait KPK Selidiki Whoosh.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait