Bocoran Kabinet: Dari Ratusan, BUMN Tinggal 200 Perusahaan Dengan Berbagai Tujuan Yang Mengefesiensi Pengeluaran. Halo para pengamat ekonomi dan pebisnis
Kode ACAB & 1312 Setelah Insiden Rantis Lindas Ojol
Kode ACAB & 1312 Setelah Insiden Rantis Lindas Ojol
Kode ACAB & 1312 Setelah Insiden Rantis Lindas Ojol Yang Di Lakukan Oleh Pihak Brimob Dan Menewaskan Driver. Halo semuanya. Di tengah hiruk-pikuk berita mengenai insiden rantis Brimob yang melindas pengemudi ojek online. Dan telah muncul fenomena yang menarik perhatian: ramainya penggunaan Kode ACAB dan 1312″di media sosial. Bagi sebagian orang, kode-kode ini mungkin hanya deretan huruf dan angka tanpa makna. Namun, di balik itu, tersimpan sebuah pesan yang kuat. Kemudian sarat akan kemarahan dan kekecewaan publik terhadap insiden tersebut. Penggunaan kode ini menjadi semacam bahasa universal di kalangan warganet. Serta di gunakan untuk mengekspresikan sentimen yang sama. Terlebih tanpa harus menuliskannya secara gamblang. Lalu, apa sebenarnya arti dari keduanya? Dan mengapa dua kode ini menjadi simbol perlawanan yang mendunia? Mari kita ungkap makna di baliknya dan mengapa hal ini kembali mencuat pasca-insiden yang merugikan masyarakat.
Mengenai ulasan tentang Kode ACAB dan 1312 setelah insiden rantis lindas ojol telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.
Fakta-Fakta Tentang Kodenya
Saat ini yang ramai di bicarakan setelah insiden rantis Brimob melindas driver ojol. Dan sesungguhnya memiliki sejarah panjang sebagai simbol perlawanan sosial. Ia merupakan singkatan dari “All Cops Are Bastards” yang lahir di Inggris pada tahun 1940-an. Kemudian berkembang luas pada era 1970–1980-an di kalangan subkultur punk, hooligan. Terlebih hingga aktivis demonstrasi. Walaupun secara harfiah artinya terdengar kasar. Kemudian istilah ini tidak selalu di tujukan untuk menyerang polisi secara personal. Namun melainkan lebih sebagai kritik terhadap sistem kepolisian yang di anggap sering menindas rakyat kecil. Serta melakukan kekerasan berlebihan, dan berfungsi sebagai alat kekuasaan yang menekan masyarakat. Seiring waktu, ia berubah menjadi simbol internasional dalam berbagai gerakan sosial. Dan tulisan pada poster aksi, hingga tagar di media sosial. Untuk menyamarkan makna karena vulgar. Terlebih muncullah variasi angka 1312.
Kode ACAB & 1312 Setelah Insiden Rantis Brimbol Lindas Ojol Hingga Tewas
Kemudian juga masih membahas Kode ACAB & 1312 Setelah Insiden Rantis Brimbol Lindas Ojol Hingga Tewas. Dan penjelasan lainnya adalah:
Fakta-Fakta Tentang Angka 1312
Angka 1312 yang ramai di perbincangkan seusai insiden rantis Brimob melindas driver ojol. Dan sejatinya merupakan variasi dari kode huruf tersebut. Serta singkatan dari “All Cops Are Bastards”. Angka 1312 di gunakan sebagai bentuk penyamaran. Tentunya di mana setiap angka mewakili huruf dalam alfabet: angka 1 untuk huruf A, angka 3 untuk huruf C, angka 1 lagi untuk huruf A, dan angka 2 untuk huruf B. Dengan demikian, 1312 pada dasarnya adalah cara lain. Terlebihnya untuk menuliskan ACAB tanpa menampilkan kata-kata aslinya yang di anggap kasar atau vulgar. Penggunaan kode angka ini bermula dari kebutuhan kelompok-kelompok perlawanan. Dan komunitas jalanan yang ingin tetap menyampaikan pesan kritik kepada kepolisian tanpa langsung terlihat frontal. Bentuk penyamaran tersebut membuat pesan bisa lebih mudah di tuliskan dalam grafiti, mural. Ataupun dengan media sosial tanpa langsung terdeteksi sebagai ungkapan kasar.
Karena itulah, 1312 sering muncul beriringan dengannya. Terutama di negara-negara atau situasi di mana penulisan kata-kata menghina aparat. Kemudian juga bisa menimbulkan masalah hukum atau represi. Seiring waktu, 1312 menjadi simbol yang cukup dikenal dalam berbagai gerakan sosial di dunia. Sama seperti huruf tersebut, ia tidak di maksudkan semata-mata untuk menyerang polisi sebagai individu. Namun melainkan lebih kepada kritik terhadap sistem kepolisian yang di anggap represif, menindas. Dan kerap menyalahgunakan kekuasaan. Maknanya kemudian melekat dalam berbagai konteks perlawanan. Baik dalam demonstrasi, seni jalanan, maupun wacana di media sosial. Di Indonesia, mulai banyak terlihat ketika masyarakat menyoroti kasus-kasus melibatkan aparat dengan warga sipil. Dalam kasus rantis Brimob yang melindas driver ojol, kode ini ramai di gunakan warganet. Tentunya sebagai bentuk solidaritas, kemarahan, dan kritik institusi kepolisian. Serta menyuarakan kekecewaan tanpa harus menggunakan kata kasar.
Bukan Sekadar Angka: Makna Rahasia Di Balik 1312
Tentu saja masih membahas Bukan Sekadar Angka: Makna Rahasia Di Balik 1312. Dan penjelasan lainnya adalah:
Alasan Di Pakai
Tentu kedua simbol ini ramai di pakai setelah insiden rantis Brimob melindas driver ojol berhubungan erat. Terlebihnya dengan sifatnya sebagai simbol perlawanan dan kritik sosial. Keduanya di pakai karena di anggap mampu mewakili suara kemarahan. Dan kekecewaan publik terhadap aparat kepolisian. Dalam konteks tersebut, masyarakat merasa bahwa tindakan aparat. Serta tidak hanya menimbulkan korban, tetapi juga mencerminkan ketidakadilan dan penyalahgunaan kekuasaan. ACAB dan 1312 kemudian hadir sebagai “bahasa singkat” untuk menyampaikan ketidakpuasan. Terlebihnya tanpa perlu penjelasan panjang. Maka sebab simbol ini sudah di kenal luas sebagai tanda protes terhadap institusi kepolisian. Penggunaannya yang berarti “All Cops Are Bastards” di maksudkan untuk mengkritik bukan hanya individu polisi tertentu. Namun melainkan sistem kepolisian secara keseluruhan yang di nilai sering represif, keras.
Dan gagal melindungi rakyat kecil. Sementara itu, 1312 di gunakan sebagai bentuk penyamaran dari ACAB. Dengan menyamarkannya menjadi angka, kritik bisa lebih aman disampaikan, baik dalam grafiti, mural. Ataupun unggahan media sosial, tanpa langsung terlihat sebagai makian kasar. Bentuk kode ini juga membuatnya lebih mudah menyebar. Dan di terima oleh generasi muda yang akrab dengan simbol-simbol singkat di dunia digital. Alasan lain kode ini di pakai adalah sifatnya yang mampu menciptakan solidaritas. Ketika sebuah kasus aparat melukai warga sipil terjadi. Serta penggunaan keduanya memberi rasa kebersamaan di antara masyarakat yang sama-sama kecewa. Simbol ini berfungsi seperti tanda pengenal, bahwa mereka berada di pihak yang menentang tindakan represif aparat. Di media sosial, semakin banyak orang memakai kode ini. Maka semakin kuat pula suara kolektif yang muncul, sehingga menjadikannya viral. Namun, di balik penggunaannya, ada pula alasan praktis yang lebih sederhana. Kedua hal ini sudah mendunia. Serta yang di kenal.
Hubungan Dengan Kasus “Rantis Brimob Lindas Driver Ojol”
Selanjutnya urusan Hubungan Dengan Kasus “Rantis Brimob Lindas Driver Ojol” tentu ada. Dan hubungannya adalah:
Hubungannya dengan kasus rantis Brimob yang melindas driver ojol terletak pada bagaimana masyarakat merespons insiden tersebut. Terlebihnya dengan simbol perlawanan yang sudah di kenal secara global. Peristiwa tragis ketika kendaraan taktis aparat menimbulkan korban dari kalangan rakyat kecil. Tentunya dalam hal ini seorang pengemudi ojek online. Dan juga memunculkan gelombang kemarahan di ruang publik. Masyarakat melihat insiden itu bukan hanya sebagai kecelakaan biasa. Akan tetapi juga sebagai cermin dari hubungan yang timpang antara aparat dengan warga sipil. Dalam situasi seperti itu, keduanya di gunakan sebagai ungkapan kekecewaan, bentuk solidaritas. Serta sekaligus alat protes terhadap apa yang di anggap sebagai kegagalan kepolisian dalam melindungi rakyat.
Penggunaan keduanya setelah insiden ini memperlihatkan bagaimana simbol-simbol perlawanan dapat hidup kembali. Dan juga setiap kali terjadi kasus yang melibatkan aparat dan korban sipil. Keduanya menjadi representasi rasa frustrasi publik. Tentunya terhadap citra kepolisian yang di nilai sering represif atau lalai dalam menjalankan tugasnya. Driver ojol, yang sehari-hari di pandang sebagai bagian dari rakyat kecil dan pencari nafkah di jalan. Serta di lihat sebagai simbol ketidakberdayaan masyarakat di hadapan aparat yang memiliki kekuasaan dan senjata. Ketika musibah itu terjadi, keduanya dengan cepat di pakai. Tentunya untuk menunjukkan keberpihakan kepada korban sekaligus penolakan terhadap sikap aparat.
Jadi itu dia maksud dari 1312 setelah terjadinya insiden rantis brimbob lindas ojol hingga tewas terkait Kode ACAB.