Jum'at, 07 November 2025
Bangkit Dari Kubur! Google Aktifkan Kembali Pembangkit Nuklir
Bangkit Dari Kubur! Google Aktifkan Kembali Pembangkit Nuklir

Bangkit Dari Kubur! Google Aktifkan Kembali Pembangkit Nuklir

Bangkit Dari Kubur! Google Aktifkan Kembali Pembangkit Nuklir

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Bangkit Dari Kubur! Google Aktifkan Kembali Pembangkit Nuklir
Bangkit Dari Kubur! Google Aktifkan Kembali Pembangkit Nuklir

Bangkit Dari Kubur! Google Aktifkan Kembali Pembangkit Nuklir Yang Sempat Tertunda Kemudian Akan Segera Di Garap. Halo para penggemar teknologi! Jika anda berpikir data center Google hanya butuh daya dari segelas kopi, anda salah besar. Rupanya, untuk menjalankan seluruh dunia digital kita, Google butuh energi yang. Terlebih secara harfiah nuklir! Baru-baru ini, raksasa teknologi tersebut membuat gebrakan yang membuat alis terangkat: mereka memutuskan untuk “menghidupkan” kembali fasilitas pembangkit listrik nuklir. Karena yang sudah lama di anggap mati suri atau, sebut saja, Bangkit Dari Kubur! Ini bukan lagi sekadar proyek energi terbarukan yang cute seperti panel surya di atap. Ini adalah ambisi energi besar, berat, dan… radioaktif. Atau dalam cara yang paling terkontrol dan canggih, tentu saja. Mari kita selami lebih jauh, apa motivasi di balik kebangkitan raksasa energi atom ini!

Mengenai ulasan tentang Bangkit Dari Kubur! Google aktifkan kembali pembangkit nuklir telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.

Fasilitas Yang Di Targetkan

Hal ini dalam proyek ini adalah Duane Arnold Energy Center (DAEC). Tentunya sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir yang berlokasi di dekat Palo, Iowa, Amerika Serikat. Pembangkit ini pertama kali beroperasi secara komersial pada tahun 1975. Maka yang menjadikannya salah satu fasilitas nuklir tertua di wilayah Midwest Amerika. DAEC dulunya merupakan sumber energi penting bagi kawasan Iowa dan sekitarnya. Terlebihnya dengan kapasitas listrik sekitar 615 megawatt (MW). Karena cukup untuk memasok kebutuhan ratusan ribu rumah tangga. Namun, setelah menara pendinginnya rusak akibat badai besar “derecho” pada tahun 2020. Dan fasilitas ini d ihentikan operasinya dan secara resmi di tutup permanen tak lama kemudian. Sejak itu, bangunan reaktor dan infrastrukturnya di biarkan dalam status nonaktif atau “tertidur”. Kini, Google bersama perusahaan energi besar NextEra Energy, Inc. berinisiatif untuk mengaktifkannya.

Bangkit Dari Kubur! Google Aktifkan Kembali Pembangkit Nuklir Yang Di Nantikan

Kemudian juga masih membahas Bangkit Dari Kubur! Google Aktifkan Kembali Pembangkit Nuklir Yang Di Nantikan. Dan fakta menarik lainnya adalah:

Kesepakatan Dan Pasokan Listrik Untuk Google

Melalui PPA tersebut, Google berkomitmen untuk membeli sebagian besar listrik. Terlebih yang di hasilkan dari pembangkit nuklir DAEC setelah fasilitas itu resmi di aktifkan kembali. Dan listrik yang di hasilkan akan di alirkan secara langsung. Tentunya untuk mendukung operasional pusat data (data centers) milik Google di wilayah Midwest. Terutama yang di gunakan untuk menjalankan sistem komputasi awan (cloud computing). Serta juga dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Sisa kapasitas listrik dari fasilitas ini akan di salurkan ke Central Iowa Power Cooperative (CIPCO). Tentunya yaitu kooperatif listrik lokal yang sebelumnya juga merupakan salah satu pemilik minoritas DAEC. Dengan begitu, manfaat energi bersih dari proyek ini tidak hanya di rasakan oleh Google. Akan tetapi juga oleh masyarakat sekitar melalui jaringan distribusi listrik setempat. Kesepakatan ini mencerminkan strategi Google.

Gunanya untuk mencapai target operasional 24/7 menggunakan energi bebas karbon di seluruh dunia pada tahun 2030. Dengan memanfaatkan energi nuklir, sumber energi yang stabil, tidak bergantung pada cuaca. Dan juga yang tidak menghasilkan emisi karbon saat beroperasi. Maka Google dapat menjaga kestabilan pasokan listrik bagi pusat datanya. Tentunya tanpa meningkatkan jejak karbon. Selain itu, NextEra Energy akan bertanggung jawab atas pemeliharaan, peningkatan teknologi. Serta kepatuhan terhadap regulasi nuklir. Sedangkan Google berperan sebagai pembeli utama energi dan mitra teknologi. Dan yang berpotensi membantu integrasi sistem digital pengelolaan energi melalui analitik cerdas dan optimisasi beban daya. Fasilitas DAEC yang di perbarui ini di targetkan mulai memasok listrik ke Google sekitar awal tahun 2029. Setelah proses rekondisi dan sertifikasi keselamatan dari Nuclear Regulatory Commission (NRC) selesai. Jika berjalan sesuai rencana, akan satu kontrak pasokan.

Fasilitas Nuklir Mati Suri Di Bangunkan Google

Selain itu, masih membahas perihal Fasilitas Nuklir Mati Suri Di Bangunkan Google. Dan fakta menarik lainnya adalah:

Alasan Strategis & Konteks

Langkah Google untuk membangunkan kembali fasilitas nuklir Duane Arnold Energy Center (DAEC) bukan sekadar proyek energi biasa. Namun melainkan bagian dari strategi besar perusahaan dalam menjamin pasokan energi bersih, stabil. Dan berkelanjutan bagi infrastruktur digitalnya di masa depan. Google saat ini mengoperasikan puluhan pusat data raksasa di seluruh dunia yang membutuhkan listrik dalam jumlah luar biasa besar. Dengan berkembangnya teknologi kecerdasan buatan (AI), beban konsumsi energi meningkat tajam. Karena server AI dan sistem cloud memerlukan daya konstan tanpa gangguan. Energi dari sumber terbarukan seperti angin atau surya memang ramah lingkungan. Akan tetapi bersifat intermiten (bergantung pada kondisi cuaca dan waktu). Ketidakstabilan inilah yang membuat Google mencari solusi energi yang selalu aktif (always-on). Terlebihnya salah satunya dari tenaga nuklir.

Secara strategis, tenaga nuklir menawarkan tiga keuntungan utama bagi Google:

  • Konsistensi dan Keandalan: Pembangkit nuklir mampu beroperasi terus-menerus 24 jam sehari tanpa tergantung pada cuaca. Sehingga memastikan kestabilan daya untuk server AI yang sensitif terhadap gangguan listrik.
  • Energi Bebas Karbon: Selama beroperasi, reaktor nuklir tidak menghasilkan emisi karbon, sehingga mendukung komitmen Google untuk mencapai target operasi netral karbon sepenuhnya pada tahun 2030.
  • Di versifikasi Energi: Dengan memadukan tenaga nuklir bersama energi angin, surya, dan sumber lain, Google memperkuat ketahanan sistem energinya sekaligus mengurangi ketergantungan pada jaringan listrik publik.

Konteks global juga memperkuat langkah ini. Dunia tengah memasuki fase di mana perusahaan teknologi besar (seperti Google, Microsoft, dan Amazon). Dan di tuntut tidak hanya hemat energi. Akan tetapi juga bertanggung jawab terhadap sumber energi yang mereka gunakan. Dalam skala besar, kerja sama Google–NextEra menjadi contoh nyata bagaimana sektor teknologi. Serta energi dapat berkolaborasi untuk mencapai tujuan lingkungan global.

Fasilitas Nuklir Mati Suri Di Bangunkan Google Dan Segera Di Lanjutkan

Selanjutnya juga masih membahas Fasilitas Nuklir Mati Suri Di Bangunkan Google Dan Segera Di Lanjutkan. Dan fakta menarik lainnya adalah:

Dampak Ekonomi & Lokasi

Kebangkitan kembali fasilitas nuklir Duane Arnold Energy Center (DAEC) di Palo, Iowa, Amerika Serikat. Maka akan membawa dampak ekonomi yang besar, baik secara lokal, regional, maupun nasional. Proyek ini bukan hanya soal penyediaan listrik bersih untuk Google. Akan tetapi juga tentang revitalisasi ekonomi daerah yang sempat kehilangan sumber pekerjaan dan pendapatan. Setelah penutupan fasilitas pada tahun 2020. Setelah DAEC di tutup, wilayah sekitar sempat mengalami penurunan aktivitas ekonomi. Tentu ada banyak tenaga kerja terampil kehilangan pekerjaan. Dan juga pemasok lokal kehilangan mitra bisnis utama. Kini, dengan proyek reaktivasi ini, ratusan hingga ribuan lapangan kerja baru di perkirakan akan tercipta selama fase perbaikan. Serta dengan modernisasi, dan pembangunan ulang fasilitas. Proses rekonstruksi mencakup pekerjaan teknik sipil, kelistrikan, sistem pendingin, keamanan reaktor.

Dan pengelolaan limbah nuklir. Serta yang semuanya memerlukan keahlian tinggi. Tak hanya itu, aktivitas ekonomi di sektor pendukung seperti akomodasi, transportasi. Dan rantai pasok lokal juga akan ikut meningkat. Ketika pembangkit kembali beroperasi penuh, ratusan posisi kerja tetap akan tersedia untuk tenaga teknis, insinyur, dan operator. Ini menjadi suntikan ekonomi yang besar bagi wilayah Linn County. Dan sekitarnya yang sebelumnya terdampak oleh penutupan fasilitas tersebut. NextEra Energy sebagai mitra utama proyek akan menggelontorkan investasi besar untuk pembelian kembali aset, renovasi infrastruktur. Dan peningkatan standar keselamatan reaktor agar sesuai regulasi terbaru dari Nuclear Regulatory Commission (NRC). Nilai investasi ini di perkirakan mencapai ratusan juta dolar AS. Serta yang akan berputar di sektor-sektor lokal selama beberapa tahun ke depan.

Jadi itu dia beberapa fakta menarik dari Google aktifkan kembali pembangkit nuklir yang Bangkit Dari Kubur!

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait